Bukan Alasan
14:34Okay, this is just my one Bold opinion...
Beberapa hari yang lalu, gue sempet berdebat dengan salah seorang temen gue, tentang kenapa wanita berkarir rawan bercerai.
Temen gue adalah seorang yang bekerja dan memiliki karier yang bagus di salah satu perusahaan ternama di Indonesia. Dia memiliki penghasilan yang besar juga untuk seorang perempuan seumuran kita. Acara bertukar janji dan cincin pun dulu digelar dengan sangat meriah karena ayah mertuanya adalah seorang pejabat kenegaraan.
Pada saat gue bertanya kenapa mereka dulu memutuskan untuk bercerai, (tentu saja) dengan nada tinggi dan sinis, dia menjawab, karena suaminya membatasi dia untuk berkarir. Gue dengan sangat bodohnya menjawab, loh terus kenapa? Wajar kan?... Wah abis gue dimaki-maki sama dia... hehehhehehe... But I still love you girl....
Bukannya gue nggak mendukung seorang perempuan untuk bekerja setelah menikah loh ya. Malah menurut gue, di keadaan yang sulit seperti ini, kalo bisa saling membantu satu sama lain. Cuma yang gue mau omongin adalah, kita kan dah menikah, bukannya kita harus udah tau what we were facing setelah menikah???
Please... Please dont get me wrong... Gue adalah salah satu pendukung tentang emansipasi wanita dan kesamarataan gender.
Tapi gini loh, kita sebagai perempuan harus sadar, bahwa saat kita sudah memutuskan untuk menikah, kita secara nggak tertulis, sudah menyetujui dan menandatangani kontrak (dengan janji yang kita ucapkan di altar dan ijab kabul), untuk beberapa pekerjaan sekaligus. Pekerjaan yang HARUSNYA adalah jadi pekerjaan kita yang utama. Yaitu sebagai Istri, dan sebagai Ibu. Pada titik kita mengatakan bahwa kita mau menikah, kita sudah harus sadar, seberapa besar lagi kita bisa berkembang.
Gue nggak bilang terus menikah jadi harus membatasi loh ya. Tapi pada kenyataannya, menikah adalah berbagi hidup dengan orang lain. Kita harus sudah bisa menerima kenyataan itu. Kita udah nggak bisa egois lagi, hanya memikirkan mimpi kita sendiri. NO. Kita sendiri kok yang setuju untuk berbagi...
Yah ini sih hanya menurut gue ya, gue rasa harusnya semua perempuan yang bekerja di luar sana, sudah menyadari sebelum menikah, bahwa untuk berjalan bersama dengan sepasang kaki yang baru bukan lah hal yang mudah. Butuh penyesuaian dan tentu saja pengorbanan. Menurut gue, perempuan yang terus jadi marah dan minta cerai karena dilarang sering-sering lagi keluar kota, atau karena nggak boleh keseringan malem mingguan ma temen-temen lagi, sangat egois ya.
Well that's just the way it is. Reality bites. Tapi ya itu lah kenyataannya.
Jadi menurut gue, sebelum menikah diomongin dulu. Apa yang masih mau kita achieve dalam hidup ini. Apalagi cita-cita kita yang belum kesampaian. Kira-kira calon suami nanti masih bisa membiarkan dan mendukung kita untuk mencapai cita-cita itu nggak. Omongin dulu, seberapa besar lagi kita masih mau berkembang. Sebesar apalagi mimpi kita. Kira-kira calon suami kita bisa terima itu atau nggak.
Atau misalnya kita sudah ada di posisi atas sebelum menikah, kasih tau pahit-pahitnya duluan. Bahwa resiko pekerjaan kita, mengharuskan kita jarang di rumah. Atau hal-hal seperti itu lah.... Do this kinda adjustment sebelum menikah... Buat gue, masalah seperti ini harusnya bukan menjadi masalah yang baru timbul setelah menikah....
Jadi nggak ada lagi tuh alasan bercerai karena masalah kita nggak dibiarkan berkembang.... Manusia jelas butuh sesuatu untuk mengaktualisasikan dirinya. Nah itu yang harus dibahas sama calon suami. Jangan sampe udah ngeluarin ratusan milliar untuk sebuah pernikahan, terus bercerai hanya karena perbedaan pendapat atau prinsip atau apapun namanya, yang seharusnya udah diselesaikan dan dicari jalan keluarnya sebelum menikah.
True Love is not a Fate, True love is a result of a hardwork and adjustment.

36 comments
pernikahan sesuatu yang sakral,maka harus dipertimbangkan secr matang agar tidak sia-sia,,,
ReplyDeletepandangan kita sama... tentang emansipasi dan bagaimana perempuan stelah menikah...
ReplyDeleteHave a nice day ^^
aku setujuu....
ReplyDeleteBoleh sama-sama bekerja, tapi sebagai perempuan juga ga boleh lupa kodratnya kalo sudah menikah. Bekerja hanya untuk membantu suami bukan prioritas, ngurus suami dan anak itu yang lebih utama.
tapi memang susah kalo kita udah terbiasa punya kedudukan dan penghasilan sendiri, jadi harus lebih bergantung sama suami. Itu bisa bikin perceraian karena ego kita ga mau dijajah sama pria. maka dari itu sebelum nikah sebaiknya dipikirkan dulu komitmen seperti ini.
Saya nanti juga pengen tetep kerja kalo sdh menikah :)
ReplyDeleteSepakat Banget Nin!!!! alasan kerjaan terlalu mengada-ngada!
ReplyDeleteKan kalo orang nikah selalu di kasih ucapan, "Selamat menempuh hidup baru.....". Benar-benar baru kan?
Prinsipnya menjadi istri dari suaminya dan ibu dari anak-anaknya
Hmmmm.....aku aja memutuskan menjadi ibu rumah tangga sekarang. But...Its my Life.....!
Ngomongin nikah kayaknya ada yang mau nikahan nih? Kapan Ninn.....Undang ya! kan rumahku deket di Bintaro
Heheheheheheh......Waduh Ninn marah
Kabuuurrrrrrrrrrrrrrr! peace!
love this post
ReplyDeletesip kali ini aku setuju ma dirimu ....apalagi aku termasuk konvensional , untungnya suamiku tetap kasih aku kerja. Yang jadi masalah malah aku pengen WMaH...tapi belum siap...keep blogging
ReplyDeleteyup, menikah = berbagi mimpi. ga harus perempuan yg ngalah, asal saling ngerti. ^^
ReplyDeletewow, nice :) wanita tetep punya kodrat sebagai ibu :D
ReplyDeletePernikahan bagi saya adalah ketika bersedia saling menerima apa adanya bukan karena ada apanya....(^_^)
ReplyDeletetrims Nin, postingan ini akan saya ingat sampai giliran saya yang nikah,. hehehe
ReplyDeletebijak banget neh ulasannya
ReplyDeletegw sendiri lebih memilih diem aja deh
soalnya gw kan cowok
takut entar pendapat gw engga obyektif :)
yang penting,,,kalo seorang wanita bekerja,,dia gak lupa ngurusin keluarganya...
ReplyDeletestujuuuuuuuuuuuuhhh!!!!sangat stujuh nin ^^
ReplyDeleteafter merid kita tuh kudu tekan egois kita karena kita (with hubby) berusaha membangun suatu keluarga dan itu tidak mudah :)
sebagai istri kudu tidak boleh melupakan kewajibannya.
kadangkala *yang sering aku baca* kalo perempuan yang berpenghasilan tinggi itu kadang meremehkan pasangannya yang berpenghasilan rendah *pfuuhh*
kalo istri kerja juga gpp asal bisa membagi waktu untuk keluarga dan tak lupa kewajibannya sebagai istri :)
menjadi ibu rumah tangga juga adalah pekerjaan yang mulia kok ^^
nitee
I will try to find loyal and honest woman
ReplyDeletenggak juga sih banyak juga yang bisa bertahan walau perempuannya berkarir
ReplyDeletepernikahan itu ada resikonya
ReplyDeletejadi harus sudah dipikirkan dalam-dalam n masak-masak..
Wonderful inside, darling. I totally agree with you on the last quote!
ReplyDeletejadi pelajaran buat saya nih mbak.. tengs yaaa
ReplyDeletesetuju banget ma mbak Ninneta :)
ReplyDeletemasalah2 spt ini harusnya udah dibicarain sblm menikah...
selama gk lupa sama kewajibannya sbg istri, apa salahnya?
ReplyDeleteMakasih ya semua....
ReplyDeleteAku juga nggak bilang nggak boleh kerja loh setelah menikah. Tapi maksud aku lebih ke tau posisi dan porsi aja.... :)
Setuju bgt... kunci dari keberhasilan pernikahan adalah PENGERTIAN antar individu tsb...
ReplyDeletenice tips hehehhe
ReplyDeletedalem banget...
mba ninet jd plin-plan gni...
ReplyDeletekl mau bilang prempuan akan mendapat batasan karir setelah menikah, bilang aja.
hehehehe
kl dr pandangan sy pribadi sbagai cow. mau laki ato prempuan setelah menikah memiliki tanggung jwb kelurga yg sangat diutamakan. Yaa.. gampangnya laki2 menikah yg terlalu mengejar karir smpe lupa keluarga jg g baik, toh. jd laki2 dn prempuan dlm ikatan perkawinan bakal sama, sma2 dibatasi dengan tanggung jwb keluarga.
makasih ya semuanya....
ReplyDeletebukannya plin plan, aku hanya berusaha memilih kata-kata aja...
dan aku hanya ingin bilang, masalah ini harusnya nggak perlu terjadi setelah menikah. Begitu aja sih. Tapi tentu aja, laki2 dan perempuan harus sama....
Emang nggak ada alesan buat cerai. Apapun itu.
ReplyDeletekecuali suami gue tukang pukulin gue ya *ketok meja* amit2...!!!*
berani memutuskan menikah, berarti juga harus berani berkomitmen untuk berbagi dengan pasangan kita.
ReplyDeleteSaat itulah ego kita diuji, dan saat itu pula kita dihadapkan dengan keadaan untuk bisa mempertimbangkan ego pasangan kita.
Very nice posting say, I love it very much...
yang penting saling mengerti dan menghormati hak dan kewajiban kita dan pasangan
ReplyDeleteeh, hampir lupa 'Happy Easter ' nin :)
ReplyDeleteSetuju!
ReplyDeletePernikahan malah membuka pintu ke banyak kesempatan. Pernikahan tidak pernah membatasi. Pernikahan itu kompromi
love this one too, menurut g klo da merit ya udah komit, klo bakal berusaha untuk membuat pernikahan itu langgeng, komit untuk toleransi n setia, n stuju bgt klo masalah2 lainnya kudu di bahas sebelom merit, biar lebih afdol, lanjutgaannn ;)
ReplyDeleteHm.....Issue Gander nih......Menarik untuk di Bahas. Ga Salah kok Seorang Istri bekerja. Dan Tidak Salah Juga Seorang Istri itu Punya Aktivitas Lain Selain merawat Suami dan Anak. Tergantung bagaimana komunikasi sejak di awal. Perempuan Itu Harus Lebih Maju Dari Pada Laki2, atau paling tidak Setara. Makannya issue yang lumayan rame saat ini adalah bagaimana memajukan penanan permpuan dalam segala bidang.
ReplyDeleteaku pengen jadi wanita yang sukses berkarir
ReplyDeletedan sukses juga berkeluarga,,,
kayak mama
amin,,,,
Setuju tuh mba...memang sebelum menikah harus ada komitmen lalu komunikasi dan menghargai satu sama lain, saya kira perceraian tak perlu terjadi...
ReplyDeleteHello, salam kenal ya ;)
ReplyDeleteKebetulan aku sdg dlm kondisi decide for work or not. Yah even aku blm menikah, namun calonku adalah slh satu org yg memiliki prinsip yg sedikit bertentangan dgn pandangan hidupku. Memang benar bahwa Wanita setinggi apapun dia memang dikodratkan ttp sebagai seorang Istri dan Ibu kelak yg memiliki tanggung jawab yg cukup besar (Krn wanita memiliki fungsi/peran lbh dr 1 dlm kehidupannya). Semua itu bkn dr bagaimana Pria hrs membatasi sang wanita atau begitupun sebaliknya, namun adalah konsekwensi yg hrs diambil saat kita berani menggenggam komitmen pernikahan. Bukan ttg SADAR GENDER tp lebih kpd Menyamakan visi dan misi dgn memberi pngertian satu sama lain dari masing2 perbedaan yg dimiliki. Bukan mengukur porsi, namun menyamaratakannya dgn bijak. Bukan ttg Kami Wanita dan Kalian Pria karena Gender itu hanya pembeda genital saja. Bukan pembeda hak/kewajiban. Trims
Would U mind to visit my Blog ?
http://posenposthings.blogspot.com/
thanks for visiting me... and for replying mine... :)